Suzuki Carry Truntung 1983: Tetap Gagah di Usia 40 Tahun, Mesin 2-Tak Masih Ngebul

Suzuki Carry Truntung 1983: Tetap Gagah di Usia 40 Tahun, Mesin 2-Tak Masih Ngebul

Berjumpa Suzuki Carry Truntung 1983, Usia 4 Dekade Masih Gagah

Di tengah maraknya mobil modern, Suzuki Carry ST20 keluaran 1983 milik Shandy asal Kebumen tampil gagah dan tetap mencuri perhatian. Meski sudah berumur lebih dari 40 tahun, mobil legendaris ini masih prima dan mempertahankan karakter klasiknya.

Asal Julukan “Carry Truntung”

Mobil ini dikenal dengan sebutan Carry Truntung karena suara khas knalpot 2-taknya yang berbunyi seperti “truntung tung tung tung” saat lepas gas.
“Mobil ini Suzuki ST20 tahun 1983, masih satu keluarga sama Carry, cuma tipe ini masih pakai mesin 2-tak,” ujar Shandy kepada kumparan saat ditemui di Jambore Suzuki Club di TMII, Jakarta Timur.

Ubahan Ringan Tapi Tetap Orisinal

Meski sudah berpindah tangan hingga tiga kali, kondisi mobil tetap terawat. Beberapa komponen diganti agar tetap fungsional tanpa menghilangkan kesan klasiknya.
Lampu depan, spion, dan knalpot sudah diganti. Kini, knalpotnya memakai silencer Kawasaki Ninja 2-tak agar suaranya lebih nyaring dan khas.
“Knalpotnya saya ganti pakai Ninja, jadi suaranya mirip motor dua tak zaman dulu. Tampilannya juga lebih keren,” katanya.

Tetap Bertenaga dengan Mesin 550 cc

Mesin 550 cc orisinal masih dipertahankan hingga kini. Namun, Shandy tidak mengemudikannya langsung dari Kebumen ke Jakarta. Mobil dibawa menggunakan towing, karena jarak jauh dianggap lebih efisien dan aman.

Peremajaan Tampilan dan Interior

Bagian bodi Carry Truntung sudah dicat ulang, tetapi tetap memakai warna putih asli.
“Interiornya sudah banyak berubah. Jok depan ganti kulit, yang belakang dibikin rata supaya lebih nyaman buat keluarga bisa tiduran,” jelasnya.

Pertahankan Mesin 2-Tak yang Langka

Shandy mengaku jatuh cinta pada karakter klasik Carry ST20. Banyak unit lain sudah beralih ke mesin 4-tak, membuat versi orisinal seperti miliknya jadi langka.
“Sekarang sudah jarang yang masih 2-tak. Kebanyakan sudah ganti mesin 4-tak, makanya saya pertahankan orinya,” ujarnya bangga.

Pernah Menempuh Perjalanan Jauh ke Jakarta

Mobil ini punya cerita menarik saat dibawa ke Jambore Suzuki 2019. Shandy menempuh perjalanan darat dari Kebumen ke Jakarta dan sempat mengalami kendala karburator di jalan tol.
“Waktu itu sempat trouble karburator di tol. Berangkat Kamis, sampai Jakarta hari Sabtu. Tapi akhirnya sampai juga,” kenangnya sambil tertawa.

Perawatan dan Biaya Restorasi

Untuk perjalanan jauh itu, Shandy menghabiskan sekitar Rp 3 juta untuk bahan bakar Pertamax. Namun, mencari suku cadang orisinal kini jadi tantangan besar.
“Spare part-nya sudah jarang, kebanyakan copotan. Kalau ada pun harganya lumayan tinggi,” katanya.

Meski begitu, harga pasar Carry ST20 kini bisa mencapai Rp 30–50 juta, tergantung kondisi. Bahkan, mobil milik Shandy pernah ditawar Rp 84 juta saat Jambore 2019, tapi ia menolak.
“Kalau dihitung total biaya restorasi mungkin sudah Rp 50–60 juta. Tapi puas banget, karena ini mobil nostalgia,” tutupnya.